Dikelilingi perairan dan rutin diguyur hujan selama 4-6 bulan setahun, pernahkah kita membayangkan suatu hari Indonesia akan krisis air?
Terdengar janggal memang, mengingat negeri kita identik dengan air. Namun, bayangan itu bukan isapan jempol.
Studi World Resource Institute (2015) memaparkan bahwa Indonesia masuk negara berisiko tinggi terdampak krisis air pada 2040. Meski cukup sering diguyur hujan, kebutuhan air yang semakin besar juga dapat mempengaruhi Indonesia untuk mengalami krisis air.
Beberapa tanda akan terjadinya krisis air di Indonesia mulai bermunculan. Apa saja? Mari kita telusuri.
Potensi krisis air bersih paling parah menghantui rumah kita di perkotaan. Urbanisasi di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa menyebabkan air tanah dangkal yang belum tercemar terus berkurang.
Riset Bank Pembangunan Asia (ADB) pada 2016 merinci sebab dan konsekuensi dari persoalan ini.
Pencemaran air ini diperburuk dengan terus menyusutnya kapasitas cadangan air. ADB menyebut, kapasitas reservoir di Indonesia hanya sekitar 52.550 liter per kapita/penduduk, pada saat riset itu dibuat. Sangat kecil ketimbang negara-negara Asia, tulis ADB dalam laporannya.
Melihat rendahnya angka tersebut, pemerintah Indonesia memasang target agar kapasitas reservoir di Indonesia bisa meningkat ke angka 76.400 liter per kapita/penduduk dalam 5 tahun.
(*Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kualitas air golongan III adalah pengelompokan kualitas air yang hanya layak untuk budidaya ikan, peternakan, dan pengairan. Adapun kualitas air golongan IV hanya dinyatakan layak untuk keperluan pengairan.)
(*1 m3 = 1.000 liter)
Masih merujuk riset ADB pada 2016, urbanisasi yang memindahkan populasi penduduk terutama di Pulau Jawa ke perkotaan, menyebabkan kebutuhan air di kota-kota besar pun membengkak.
Pada saat yang sama, perkotaan yang kian bertumbuh membuat area urban diprediksi meluas 40 persen pada 2030 nanti dan akan mencaplok wilayah pedesaan yang dulunya berperan sebagai daerah resapan air. Hal ini berimbas pada menipisnya persediaan air di pedesaan.
Secara rinci, begini proyeksi ADB mengenai melonjaknya permintaan air di Indonesia:
Penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan diprediksi mencapai 90 juta orang dalam 20 tahun. ADB memaparkan, laju urbanisasi yang pesat memaksa setiap pemerintah daerah menambah pasokan air bersih sebanyak 30-50 persen dalam 15 tahun.
Masalahnya, menambah pasokan air bersih di perkotaan bukan pekerjaan mudah. Hingga awal dekade 2010-2020, jaringan pipa air bersih PDAM bahkan tak sanggup meng-cover 50 persen area layanannya di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Merosotnya pasokan air di saat kebutuhan terhadap air semakin tinggi adalah kabar buruk. Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa air, terlebih air bersih.
“ Merosotnya pasokan air di saat kebutuhan terhadap air semakin tinggi adalah kabar buruk. Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa air, terlebih air bersih. Apalagi disaat masa masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, air juga memegang peran vital dalam menjaga higienitas demi menekan peluang penularan virus corona.”
Dengan memburuknya mutu dan pasokan air, maka biaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih akan semakin tinggi di masa depan. Ongkos untuk pembangunan di dekat wilayah permukaan air juga mungkin semakin mahal karena air kian langka.
Di luar ongkos kesehatan, air tanah yang tercemar juga berdampak pada pencarian alternatif air minum yang layak. Tentu saja, ini menambah biaya alias pengeluaran harian.
Cara membantu para Pemburu Tai untuk membebaskan Indonesia dari #DihantuiTai
Kita bisa berkaca pada Aria yang merupakan anggota Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia. Ia sangat peduli dengan keadaan sanitasi di Indonesia dan Aria terus memberikan edukasi mengenai pentingnya bagi kita untuk menjaga kualitas tangki septik (septic tank) secara teratur dan memastikannya tidak mencemari air di lingkunagan sekitar kita.
Kita juga bisa membantu untuk mencegah krisis air terjadi salah satunya adalah melalui donasi. Dengan berdonasi, Anda sudah membantu program yang diselenggarakan UNICEF dan Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki akses terhadap air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan hingga ke pelosok. Yuk, berikan donasi Anda di sini.