#WaktunyaCekidot

Cara Menjaga Kualitas Air di Lingkungan Rumah

Unicef Written By UNICEF

Setiap Love, Share, dan Donation sangat berarti untuk setiap anak Indonesia

Banyak di antara kita yang tanpa sadar memiliki sumber air yang tidak layak di rumah, padahal air adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup kita, oleh karena itu kualitasnya harus benar-benar terjaga apalagi untuk konsumsi sehari-hari. 

Bagi yang kualitas air di huniannya mengalami masalah, mungkin harus dicek kembali beberapa hal mengenai sumber air di rumah seperti di bawah ini.

Kenali Sumber Air

Anda harus tahu sumber air di rumahmu. Sumber air untuk perumahan atau rumah tangga umumnya terbagi dua, yakni dari perusahan air minum daerah (PDAM) atau air tanah yang diambil dari sumur.

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan bagi kalian yang kebutuhan airnya dipenuhi dari air tanah. Ini dikarenakan kualitas air tanah tergantung bagaimana kita mengelola dan merawat sumber air.

Perlu perencanaan yang cermat untuk membuat sumur. Sumur yang sehat dibangun di daerah bebas banjir. Letaknya harus jauh dari jamban, lubang galian limbah, kandang ternak, dan tempat pembuangan sampah. Jaraknya minimal 10 meter antara sumur dan sumber limbah tadi.

Air juga harus dijaga kebersihannya dengan memastikan tidak ada genangan di sekitar sumber air. Oleh karena itu, pastikan ada saluran pembuangan air yang berfungsi. 

Perhatikan air di sumur kita. Jika air agak keruh, berbau, atau terdapat endapannya berarti air tersebut telah tercemar.

Tutup Sumur

Bagi yang memanfaatkan sumur gali sebagai sumber air, jangan lupa untuk memastikan sumur dibangun dengan memperhatikan kaidah-kaidah teknis untuk menjaga kualitas air dan keamanan penggunanya. 

Selain perlu memastikan agar lokasi sumur berada minimal 10 meter dari posisi septic tank, Anda perlu menyiapkan buis beton atau pasangan bata sebagai dinding sumur minimal sedalam 3 meter untuk mencegah rembesan air yang tercemar dan  mencegah terjadinya longsor. Selain mencemari air, tanah yang longsor ini akan memperlebar ukuran sumur dan berbahaya bagi manusia. Khusus untuk bagian dasar sumur, tentunya harus dibiarkan tanpa buis beton/adukan beton sebagai sarana masuknya air bersih. Jangan lupa untuk beri bibir sumur setingi 1 meter dari tanah untuk keselamatan pemakai dan diberi penutup agar kotoran tidak masuk ke dalam sumur. 

Pastikan Tangki Septik Aman

Setiap rumah harus memiliki tangki septik untuk mengolah limbah tinjanya. Idealnya, tangki septik dibangun dengan jarak 10 meter dari sumber air maupun dari tangki septik tetangga.

Tangki septik harus kedap air. Sebab jika ada retakan atau bocor, tanah di sekelilingnya bisa tercemar tinja.

Kuras tangki septik secara berkala agar kotoran tidak menumpuk dan menghambat kerja bakteri dekomposter untuk menghancurkan tinja. Pengurasan tangki juga untuk mencegah tangki terlalu penuh dan meluap kembali ke kloset.

Jangan Buang Limbah ke Sungai

Sementara bagi yang dilayani air dari pipa PDAM, juga harus memperhatikan kualitas air yang diterimanya. Air PDAM bersumber dari mata air, sungai, atau danau yang dikelola oleh PDAM. 

Kadangkala, air baku yang diolah tersebut tidak memenuhi standar mutu akibat pencemaran. Nah, sebagian besar pencemaran yang terjadi di sungai bersumber dari limbah domestik atau rumah tangga.

Limbah yang dimaksud bukan cuma sampah, namun juga air bekas dapur dan cucian, hingga tinja dari rumah yang tak memiliki tangki septic.

Oleh karena itu, jangan buang limbah ke sungai. Sungai adalah sumber air minum kita. Mengonsumsi air yang tercemar, bisa menyebabkan diare, hepatitis, infeksi usus, disentri, kolera, demam tifoid, penyakit kuning, dan penyakit kulit.

Pastikan Air Minum Aman Dikonsumsi

Terakhir, pastikan air minum aman untuk dikonsumsi. Bagi yang minum air kemasan, pastikan galon yang dibeli dalam keadaan baik. Begitu juga dengan dispenser, harus dibersihkan rutin terutama pada bagian keran atau tempat keluarnya air.

Sementara bagi yang meminum air galon isi ulang, pastikan air melalui proses pengolahan sesuai standar. Begitu pula galon yang digunakan, harus disterilkan sebelum diisi air.

Jangan sembarangan minum air keran. Meskipun tampaknya jernih, sebagian besar air keran di Indonesia tak bisa langsung dikonsumsi. Air keran hanya bisa diminum jika lolos uji laboratorium untuk kualitas dan kelayakannya.

Gunakan alat penyaring air atau filter agar air benar-benar bersih. Rebus air hingga matang untuk membunuh mikroorganisme.

Jika air yang diminum tidak sesuai standar, ada banyak penyakit yang akan mengintai. Mulai dari diare, keracunan, tifus, disentri, hepatitis, dan lainnya.

Berkaca dari kisah Buyung, seorang pegawai kantoran sekaligus driver transportasi online. Akibat air yang tidak layak minum, anak satu-satunya meninggal dunia karena mengalami diare berkelanjutan. Karena harus menutupi biaya pengobatan, ia terpaksa berhutang dan mencari uang tambahan dari pekerjaan hariannya. Ia berjuang siang dan malam agar kondisi finansial keluarganya membaik. 

Nah, kita juga bisa membantu mencegah kejadian yang sama berulang melalui donasi agar lebih banyak masyarakat Indonesia mendapatkan akses air yang layak. Dengan berdonasi, Anda sudah membantu program yang diselenggarakan UNICEF dan Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki akses terhadap air bersih, sanitasi, dan kebersihan lingkungan hingga ke pelosok. Yuk, berikan donasi Anda di sini.

Artikel Lainnya

<a href=Sampah dan Air Limbah Dikelola, Air Tanah Terjaga">

Sampah dan Air Limbah Dikelola, Air Tanah Terjaga

<a href=Cegah Diare, Selamatkan Anak-Anak dengan Sanitasi Baik">

Cegah Diare, Selamatkan Anak-Anak dengan Sanitasi Baik

<a href=Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membantu Mengurangi Krisis Air Bersih di 2040?">

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Membantu Mengurangi Krisis Air Bersih di 2040?

<a href=Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencemari Air">

Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencemari Air

#WaktunyaCekidot untuk bebaskan anak dari ancaman diare di wilayah Indonesia